Saturday, July 22, 2017

IDENTIFIKASI VARIETAS KELAPA SAWIT

IDENTIFIKASI VARIETAS KELAPA SAWIT

LATAR BELAKANG
Kelapa sawit (Elais guineensis Jack) merupakan sumber minyak nabati yang sangat penting disamping beberapa minyak nabati lain, seperti kelapa dalam, kacang-kacangan dan biji-bijian lain. Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an (Adlin U. Lubis 1992 ). Pembukaan perkebunan kelapa sawit terus meluas seiring dengan meningkatnya permintaan minyak nabati di berbagai belahan dunia.
Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk beragam kegunaan karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik (Sastrosayono Selardi, 2003)
            Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah daging buah yang banyak menghasilkan minyak sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai keturunannya. Kelebihan minyak sawit adalah harga yang murah, rendah kolestrol dan memiliki kandungan karoten tinggi. Dalam konteks pembangunan dan pengembangan pertanian, dirasakan betapa perlunya tenaga-tenaga yang lebih spesifik, lebih berperan dan profesional serta terampil dalam menangani bidangnya masing-masing dengan karakter kepemimpinan dan mental yang baik.
Upaya-upaya pemerintah dalam menanggapi masalah tersebut maka dibentuk suatu lembaga pendidikan tinggi yang lebih berorientasi pada keterampilan praktis yang ditunjang dengan teori yaitu Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura, yang diharapkan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pembangunan pertanian di Indonesia. Fakultas Pertanian diharapkan mempunyai andil yang besar untuk membentuk tenaga-tenaga Ahli Madya yang siap pakai dalam bidangnya. Dengan hadirnya Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan (BTP) diharapkan mampu meningkatkan kualitas serta kuantitas hasil pertanian melalui penerapan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan.
TUJUAN :
-          Mengenali varietas kelapa sawit berdasarkan tebal-tipisnya tempurung (Endocarp)
-          Mengenali varietas kelapa sawit berdasarkan warna kulit buah (Epicarp)

DASAR TEORI :
            Hasil utama budidaya kelapa sawit adalah CPO (Crude Palm Oil) dan KPO (Kernel Palm Oil) yang diambil dari buahnya. CPO diambil dari ekstraksi daging buah, sedangkan KPO diambil dari pengolahan Kernel (inti) kelapa sawit. Oleh karena itu, kualitas buah kelapa sawit sangat menentukan hasil yang akan diperoleh.
            Kualitas buah kelapa sawit dalam menghasilkan CPO dan KPO, selain dipengaruhi oleh faktor teknis budidaya, juga sangat dipengaruhi oleh faktor genetis, yaitu tergantung pada kualitas bahan tanamnya (varietas-nya).
            Berdasarkan tebal-tipisnya tempurung (Endocarp), kelapa sawit dapat dibedakan menjadi 5 varietas :
1.      Varietas Dura
Tebal tempurung 2-8 cm, daging buah tipis, persentase daging buah terhadap buah 30-50%, inti buah besar, tetapi kandungan minyaknya rendah.
2.      Varietas Psifera
Tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, daging buah sangat tebal, inti buah sangat kecil, kandungan minyak daging buah tinggi (karena sabutnya tebal), sedang kandungan minyak inti rendah (karena intinya kecil).
3.      Varietas Tenera
Merupakan hasil persilangan varietas Dura (D) dengan Psifera (P), sehingga sifat-sifat morfologi dan anatomi varietas ini (D x P) merupakan perpaduan antara kedua sifat induknya (Dura sebagai ibu dan Psifera sebagai bapak). Tebal tempurung 0,5-2 cm, persentase daging buah terhadap buah 60-90%, kandungan minyak (rendemen) daging buah 18-23% dan kandungan minyak kernelnya kurang dari 5%.
4.      Varietas Macro Karya
Daging buah sangat tipis, tempurung sangat tebal 4-5 cm.
5.      Varietas Dwikka Wakka
Ciri utamanya adalah daging buah berlapis dua.

Berdasarkan warna kulit buah, diketahui ada 3 varietas kelapa sawit :
1.      Nigrescens, warna kulit buah kehitaman saat masih muda, berubah menjadi jingga kemerahan ketika sudah masak, dengan masih menyisakan warna kehitaman diujungnya.
2.      Virescens, warna kulit buah hijau saat masih muda dan menjadi jingga kemerahan saat masak, dengan masih menyisakan warna kehijauan.
3.      Albescens, warna kulit buah keputih-putihan ketika muda dan berubah menjadi kekuning-kuningan ketika masak.

BAHAN DAN ALAT
Bahan  : Buah (brondolan) dari berbagai varietas kelapa sawit.
Alat     : - Parang atau alat pemotong yang tajam
-  Jangka sorong
-  Wadah dan Plastik
-  Palu
-  Talenan
-  Alat tulis

CARA KERJA
1.      Siapkan 250 buah (brondolan) kelapa sawit tua/yang sudah masak dalam kondisi segar dari berbagai macam varietas yang terdiri dari 25 pokok (Satu pokok 10 brondolan)
2.      Ukurlah panjang buah kelapa sawit dengan jangka sorong
3.      Potong/iris secara melintang dengan menggunakan parang tajam
4.      Ukurlah diameter buah sebanyak dua kali (X,Y)
5.      Ukurlah tebal daging buah
6.      Ukurlah tebal cangkang
7.      Ukurlah diameter inti (X,Y)
8.      Tentukan jumlah, rata-rata dan dan tentukan varietasnya




HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN
Pokok
: 1
Kesimpulan
: Psifera
NO
Panjang Buah (Cm)
Diameter Buah
Tebal Daging Buah (Cm)
Tebal Cangkang (Cm)
Diameter Inti
X (Cm)
Y (Cm)
X (Cm)
Y (Cm)
1
4,1
2,1
1,7
0,21



2
3,7
2,8
2,7
0,3
0,2
1,3
1,1
3
5,4
2,5
2,6
0,59
0,27
1,1
1,4
4
4,3
3,3
1,9
0,37
0,17
1,6
0,6
5
4,5
3,7
3,1
0,42
0,1
1,4
1,4
6
3
2,4
1,8
0,3
0,9
0,9
1
7
4,3
3,2
1,7
0,31
0,1
1,9
0,7
8
3,1
3
1,4
0,34
0,1
1,6
1,5
9
3,5
2,1
1,6
0,35
0,11
1,5
0,6
10
3,2
1,5
1,1




Jumlah
39,1
26,6
19,6
3,19
1,95
11,3
8,3
Rata-rata
3,91
2,66
1,96
0,319
0,195
1,13
0,83
Pokok
: 2
Kesimpulan
: Dura
NO
Panjang Buah (Cm)
Diameter Buah
Tebal Daging Buah (Cm)
Tebal Cangkang (Cm)
Diameter Inti
X (Cm)
Y (Cm)
X (Cm)
Y (Cm)
1
4,1
3
3,3
0,36
0,27
1,6
1,5
2
5,1
3,1
2,2
0,4
0,23
1,4
1
3
4,2
3,7
2,5
0,56
0,15
1,2
2,6
4
3,1
2,2
3,3
0,48
0,13
1,6
1,8
5
3,5
2,4
1,5
0,51
0,1
1,4
1,1
6
4,1
3,8
2,2
0,22
0,1
1,5
1,8
7
3
1,7
0,9
0,37
0,17
0,7
1,2
8
3,7
1,9
3,4
0,43
0,12
2,1
1,9
9
3,5
2,1
1,5
0,31
0,11
2
1,6
10
6,5
2,2
4,9
0,36
0,1
0,8
1,9
Jumlah
40,8
26,1
25,7
4
1,48
14,3
16,4
Rata-rata
4,08
2,61
2,57
0,4
0,148
1,43
1,64

Pokok
: 3
Kesimpulan
: Dura
NO
Panjang Buah (Cm)
Diameter Buah
Tebal Daging Buah (Cm)
Tebal Cangkang (Cm)
Diameter Inti
X (Cm)
Y (Cm)
X (Cm)
Y (Cm)
1
4,2
2,2
1,5
0,41
0,1
1,2
1
2
3,2
2,5
2,2
0,37
0,12
2,2
1,8
3
3,5
1,3
2,3
0,24
0,09
1,4
1,3
4
5,1
2,5
3,1
0,63
0,26
1,3
3,2
5
3,3
2,3
2,6
0,35
0,1
1,5
1,6
6
4,1
1,5
2,7
0,51
0,16
1,5
2,4
7
3,1
1,5
1,6
0,8
0,11
0,8
1,5
8
4,2
1,8
2,4
0,43
0,1
2
2,7
9
4
2,2
2,7
0,21
0,2
1,3
2
10
4,1
2
1,5
0,27
0,18
1,1
2,6
Jumlah
38,8
19,8
22,6
4,22
1,42
14,3
20,1
Rata-rata
3,88
1,98
2,26
0,422
0,142
1,43
2,01

Pokok
: 4
Kesimpulan
: Dura
NO
Panjang Buah (Cm)
Diameter Buah
Tebal Daging Buah (Cm)
Tebal Cangkang (Cm)
Diameter Inti
X (Cm)
Y (Cm)
X (Cm)
Y (Cm)
1
5,4
2,5
2,6
0,62
0,2
1,1
1,4
2
4,3
3,3
3,9
0,43
0,13
1,6
0,6
3
4,5
2,7
3,1
0,49
0,15
1,7
1,4
4
3,1
1,5
2,5
0,34
0,1
0,8
0,5
5
4,2
2,1
3,2
0,46
0,18
2,1
1
6
4,6
2,2
1,6
0,57
0,2
0,5
2
7
4,1
3,2
2,2
0,46
0,19
1,5
1,8
8
3
1,7
0,9
0,32
0,11
0,7
1,2
9
3,7
1,9
2,4
0,38
0,08
2,1
1,9
10
3,8
1,2
2,4
0,44
2,1
1,6
2
Jumlah
40,7
22,3
24,8
4,51
3,44
13,7
13,8
Rata-rata
4,07
2,23
2,48
0,451
0,344
1,37
1,38


Pokok
: 5
Kesimpulan
: Psifera
NO
Panjang Buah (Cm)
Diameter Buah
Tebal Daging Buah (Cm)
Tebal Cangkang (Cm)
Diameter Inti
X (Cm)
Y (Cm)
X (Cm)
Y (Cm)
1
3
1,7
0,9
0,31
0,16
0,7
1,2
2
3,7
1,9
2,4
0,39
0,2
2,1
1,9
3
2,9
1,2
2,4
0,49
0,27
1,6
2
4
3,8
1,7
2,1
0,37
0,17


5
3,7
2,8
2,7
0,42
0,1
1,3
1,1
6
3,1
2,5
2,8
0,35
0,9
1,3
1,5
7
4,2
2,1
2,7
0,51
0,1
2,1
1,7
8
3,9
2,2
1,6
0,37
0,1
1,7
2
9
4,1
3,2
3
0,63
0,11
1,5
1,8
10
3
1,7
0,9
0,37
0,1
1,1
1,2
Jumlah
35,4
21
21,5
4,21
2,21
13,4
14,4
Rata-rata
3,54
2,1
2,15
0,421
0,221
1,34
1,44
PEMBAHASAN
Dari hasil praktek yang kami laksanakan terdapat 58 buah brondolan dengan berbagai varietas. Pada brondolan itu terdapat 3 varietas yang ada Dura, Psifera, dan Tenera. Brondolannya dibelah dua untuk dapat diukur. Yang lebih dominan pada buah tersebut yaitu jenis/varietas tenera.

KESIMPULAN
            Jadi dalam menentukan apa yang akan dihasil pohon kelapa sawit, kita harus tau asal-usul tanaman tersebut. Dan dari hasil pengamatan yang telah dilaksanakan kita dapat membedakan jenis/varietas kelapa sawit berdasarkan tebal daging buah dan cangkang, sehingga dapat dikelompokan menurut jenis/varietasnya.

SARAN
            Jenis kelapa sawit yang baik yaitu jenis/varietas Tenera, dibanding jenis/varietas Dura atau Psifera. Jadi bagi perusahaan atau petani gunakanlah bibit unggul dalam penanaman kelapa sawit, agar hasil yang diperoleh tinggi.

Lampiaran Gambar
 


No comments:

Post a Comment

MENGENAL TAKSIS DAUN KELAPA SAWIT

TUJUAN             Mengenal taksis/kedudukan pelepah daun kelapa sawit PENGANTAR Daun kelapa sawit tersusun dalam dalam pelepah. ...